Naluri vs Nurani

Saya sering dihadapakan pada kondisi pertarungan antara Naluri dan Nurani. Kelihatannya seperti mudah untuk dihadapi, namun ternyata tidak.
Selalu ada penyesalan di akhir keputusan. Dalam menghadapi kepetusan tersebut, saya selalu memakai Naluri untuk menyelesaikan nya. tapi tak jarang Nurani yang mengambil alih.

Bagi saya Nurani hanya untuk memenuhi kebutuhan kepuasaan belaka. Beda dengan Naluri, ada saja tahapan selanjutnya yang saya harus lakukan setelah memecahkan sebuah masalah.




0 komentar